EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PADA PT DJARUM
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan guna
melengkapi dan memenuhi tugas Matakuliah Bahasa Indonesia
Oleh
Nurul Fitriyah
NIM 130810301061
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PERNYATAAN
Saya
yang bertanda tangan di bawah ini:
nama :
Nurul Fitriyah
NIM :
130810301061
menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Evaluasi
Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum” adalah benar-benar
hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum
pernah diajukan pada institusi manapu , dan bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat saksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember,
20 Mei 2014
Yang
menyatakan,
(Nurul
Fitriyah)
NIM
130810301061
PENGESAHAN
Karya
tulis ilmiah berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan
Baku pada PT Djarum” telah diuji dan disahkan pada:
hari,
tanggal :
tempat : Fakultas Ekonomi Universitas
Jember
Mengesahkan
Dosen Pengampu
Matakuliah Bahasa Indonesia,
Dra. A. Erna
Rochiyati, M.Hum.
NIP
19601107198802001
PRAKATA
Puji
syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Evaluasi
Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum”. Karya
tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia pada Jurusan Akuntansi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyusunan karya
tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dra.
A. Erna Rochiyati, M.Hum., selaku Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia
yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
2. Ibunda
Sitti Sulaihah dan Ayahanda Hasan Basri yang telah memberikan dorongan dan
doanya demi terselesainya karya tulis ilmiah ini;
3. semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis
juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat.
Jember,
Mei 2005 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
…………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN
…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………... iii
PRAKATA
………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI
……………………………………………………………….. v
BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah
………………………………………….. 2
1.3 Tujuan
………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat ………………………………………………………
3
BAB 2. LANDASAN TEORI
……………………………………………… 4
2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan
……………………. 4
2.1.1 Pengertian Persediaan ………………………………... 4
2.1.2
Jenis-Jenis Persediaan ……………………………….. 5
2.1.3
Sistem pencatatan Persediaan ………………………... 6
2.2 Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian
internal …….. 7
2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ……………………. 8
2.2.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal …………………. 9
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
………………………………….... 11
3.1 Proses Pembuatan Rokok Djarum
……………………….... 11
3.2 Penerapan Sistem Pengendalian Internal yang
Baik pada
PT
Djarum Untuk Memperlancar Proses Produksi ……… 13
3.3 Kekurangan
PT Djarum Jika Belum Dilengkapi dengan
Sistem
Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku ….. 14
BAB 4. PENUTUP
…………………………………………………………. . 16
4.1 Kesimpulan
………………………………………………….. 16
4.2 Saran ……………………………………………………….... 16
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………. 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
…………………………………………………. 18
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Dalam
memasuki perekonomian yang semakin berkembang saat ini, setiap perusahaan yang
tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian internal persediaan yang
baik untuk mendukung dan memperlancar kegiatan produksinya. Unuk mewujudkannya
dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung baik langsung maupun tidak langsung
dalam suatu proses kegiatan perusahaan.
Tujuan
utama dari setiap perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal sesuai
dengan tujuan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga dapat membantu
kelangsungan hidup perusahaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selama ini
persaingan yang terjadi di dunia usaha semakin ketat, sehingga menyebabkan
masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan semakin banyak dan jauh
lebih kompleks. Hal ini mendorong perusahaan untuk membuat suatu sistem pengendalian
dimana sistem pengendalian ini merupakan alat untuk mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang pemimpin harus mempunyai cara
untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah didelegasikan sudah dilaksanakan
dengan baik.
Dalam
suatu perusahaan, persediaan bahan baku merupakan faktor pemegang peran
penting. Persediaan bahan baku selalu dibutuhkan, baik didalam perusahaan
kecil, menengah, maupun dalam perusahaan besar. Bahan baku merupakan faktor
utama yang dapat menunjang kelangsungan proses produksi dalam suatu perusahaan.
Dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup diharapkan kemacetan dalam
proses produksi diperusahaan tersebut dapat teratasi.
Berdasarkan
fenomena yang terjadi perusahaan akan berusaha untuk memenuhi persediaan bahan
baku guna kelangsungan produksinya. Ketiadaan persediaan bahan baku akan
menghambat proses produksi dan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
perusahaan.
PT
Djarum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok, bahan baku
yang digunakan berupa tembakau dan cengkeh. Dengan perkembangan perusahaan yang
semakin meningkat, tingkat penggunaan dan kebutuhan bahan baku relatif
bertambah. Untuk itulah peran sistem pengendalian internal persediaan bahan
baku sangat dipelukan perusahaan, yaitu untuk mencegah terjadinya penumpukan
atau kekurangan bahan baku agar proses produksi berjalan lancar.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul : “Evaluasi Pengendalian
Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, permasalahan pada karya tulis ilmiah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1.
Bagaimana proses pembuatan rokok yang
dilakukan oleh PT Djarum?
2.
Bagaimana penerapan sistem pengendalian
internal yang baik pada PT Djarum untuk
memperlancar proses produksinya?
3.
Apa saja kekurangan PT Djarum jika belum
dilengkapi dengan sistem pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1)
menjelaskan proses pembuatan rokok yang
dilakukan oleh PT Djarum;
2)
menjelaskan penerapan sistem
pengendalian internal yang baik pada PT
Djarum untuk memperlancar proses produksi;
3)
menjelaskan kekurangan yang ada jika PT
Djarum belum dilengkapi dengan sistem pengendalian internal terhadap persediaan
bahan baku.
1.4
Manfaat
Selain
tujuan, karya tulis ilmiah ini juga memiliki manfaat, antara lain sebagai
berikut.
1)
Bagi penulis, karya tulis ilmiah ini
bermanfaat untuk meperdalam pengetahuan penulis tentang sistem pengendalian
internal terhadap persediaan bahan baku yang ada pada perusahaan rokok,
terutama PT Djarum.
2)
Bagi perusahaan, memberikan sumbangan
masukan bagi manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas
sistem pengendalian internal persediaan bahan baku.
3)
Bagi pihak lainnya, sebagai acuan
penulis lainnya yang akan melakukan penelitian atau pun yang akan melanjutkan
penulisan karya ilmiah ini sesuai judul diatas.
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan
Istilah
yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan
akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.
2.1.1 Pengertian Persediaan
Pada
setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan
besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan
harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimiliki. Persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh
terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk
persediaan tersebut.
Menurut
Prasetyo (2006 : 65), “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi
menunggu masa penggunaannya pada proses produksi”.
Menurut
Stice dan Skousen (2009 : 571), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk
aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang
dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan
diproduksi dan kemudian dijual”.
Jadi
kesimpulannya adalah persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala
sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk
mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya
permintaan maupun ada masalah lain.
Persediaan
memiliki fungsi penting bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut.
a) Agar
dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi;
b) untuk
memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang
banyak akan memperoleh diskon;
c) untuk
menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan
pasokan, mutu, dan ketidakpastian pengiriman;
d) untuk
menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
Biaya
persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang
tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan, dan penempatan
persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh
untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian, pengiriman, penerimaan,
penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.
Menurut
Hansen dan Mowen (2001 : 584), “Adapun biaya yang timbul karena persediaan
adalah:
1) biaya
penyimpanan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan;
2) biaya
pemesanan, diperlukan apabila suatu bahan baku dipesan;
3) biaya
penyiapan, diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi
sendiri;
4) biaya
kehabisan atau kekurangan bahan, timbul bilamana persediaan tidak mencukupi
permintaan proses produksi.”
2.1.2 Jenis-Jenis Persediaan
Jenis-jenis
persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan normal usaha
perusahaan tersebut. Perusahaan dapat berbentuk perusahaan industri, perusahaan
dagang atau pun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis
persediaan yang dimilik adalah persediaan bahan baku, barang dalam proses, persediaan
barang jadi, serta bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi.
Untuk
dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan
tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara garis besar,
yaitu :
1)
Persediaan bahan baku, merupakan
barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi.
2)
Barang dalam proses, terdiri dari bahan
baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum
dijual.
3)
Barang jadi, merupakan produk/barang
yangtelah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.
Selain
jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas berdasarkan jenis, untuk
perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefinisikan, namun
persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi upah
dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum dikeluarkan dalam
menangani pemberian jasa.
2.1.3
Sistem pencatatan Persediaan
Metode
pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan metode periodik.
Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap jenis persediaan
mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik disebut juga metode fisik
karena pada akhir periode dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan
akhir yang nantinya akan dibuat jurnal penyesuaian.
Menurut Stice
dan Skousen (2009 : 667), “Ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang
umum digunakan, yaitu: identifikasi khusus, biaya rata-rata (Average), masuk
pertama keluar pertama (FIFO), masuk terakhir keluar pertama (LIFO).
a.
Identifikasi khusus
Pada metode ini,
baiya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke
barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit
tersebut. Metode ini diperlukan untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit
persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan
dengan arus fisik barang.
b.
Metode biaya rata-rata (Average)
Metode ini
membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan
pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya
rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap
harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah terjangkau untuk dilayani,
tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama atau masuk terakhir.
c.
Metode masuk pertama, keluar pertama
(FIFO)
Metode ini
didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu
masuk. FIFO dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis
terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak
memungkinkan atau tidak praktis.
d.
Metode masuk terakhir, keluar pertama
(LIFO)
Metode ini didasrkan
pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Metode LIFO sering
dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah metode yang
paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan pendapatan.
2.2
Pengertian dan Unsur-Unsur
Pengendalian internal
Pengendalian internal harus dilaksanakan
seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil,
pengendalian masih dapat dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan. Namun
semakin besar perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas- tugas yang harus
dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi
melakukan pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian
internal yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan
perusahaan telah tercapai.
2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian
pengendalian internal menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam
bukunya Auditing An Intergrated Appoach
(2000 : 315) adalah sebagai berikut.
“Internal
control is a process designed to provide reasonable assurance the achievement
of management’s objectivesin the following categories.
a)
reliability
of financial reporting,
b)
effectiveness
and efficiency of operations,
c)
compliance
with applicable laws and regulation”.
Dari definisi
diatas, maka pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujaun
tertentu yang dilakukan oleh manusia yang diharapkan hanya dapat memberikan
keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan direksi
perusahaan.
Menurut Mulyadi
dalam buku Sistem Akuntansi (2008:163), “Sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen”.
Menurut Mulyadi
dalam bukunya Auditing (2008 : 181), “tujuan pengendalian internal adalah
sebagai berikut.
a. Keandalan
informasi keuangan;
b. kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku;
c. efektifitas
dan efisiensi operasi”.
2.2.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Menurut AICPA
(American Instituten of Certified Public Accountants) dalam SAS (Statement on
Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam Standar Profesi Akuntan Publik
menyatakan bahwa “komponen pengendalian internal terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut.
1) Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan
pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap
menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu
satuan usaha (Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 2000 : 261).
2) Pengendalian
risiko
Menurut
Hall Singleton (2007 : 29), “perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk
assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan”.
3) Informasi
dan komunikasi
Menurut
Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), “sistem akuntansi yang efektif
adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa
transaksi dicatat atau terjadi adalah :
a) sah,
b) telah
diotorisasi,
c) telah
dicatat,
d) telah
dinilai secara wajar,
e) telah
digolongkan secara wajar,
f) telah
dicatat dalam periode seharusnya,
g) telah
dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar”.
4) Aktivitas
pengendalian
Hall
Singleton (2007 : 32), “Aktivitas pengendalian (control activity) adalah
berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan
yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai risiko yang telah
diidentifikasi perusahaan”.
Menurut
Hall Singleton (2007 : 33-38), “Aktifitas pengendalian dapat dikategorikan
dalam beberapa aktivitas diantaranya:
1. otorisasi
transaksi;
2. pemisahan
tugas;
3. catatan
akuntansi;
4. pengendalian
akses;
5. verifikasi
independen”.
5) Pemantauan
Pemantauan
(monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan dilaksanakan oleh orang
yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat. Tujuannya untuk menetukan
apakah pengawasan internal telah beroperasi sebagaimana yang telah diperbaiki
sesuai dengan perubahan keadaan. Pemantauan dapat dilakukan olehsutau bagian
khusus yang disebut dengan bagian pemeriksaan intern (audit internal).
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Proses
Pembuatan Rokok Djarum
Proses pembuatan rokok Djarum
terdiri dari bahan baku, proses produksi dan hasil akhir (hasil produksi)
sebagai berikut.
A.
Bahan Baku
Bahan baku yang
digunakan terdiri dari tembakau dan cengkeh yang berkualitas dari berbagai
daerah di Indonesia. Bahan pembantu yang digunakan terdiri dari:
a) Kertas
ambri, digunakan untuk membungkus atau melinting campuran tembakau dan cengkeh.
b) Kertas
etiket, digunakan untuk mebungkus rokok dalam pak
c) Kertas
pita cukai, digunakan sebagai tanda cukai pada bungkus rokok bagian luar.
d) Kertas
ball, digunakan untuk membungkus rokok dalam ball.
e) Kertas
pres, digunakan untuk membungkus rokok dalam pres.
f) Lem
perekat, digunakan untuk melekatkan kertas ambri agar terbentuk menjadi batangan
rokok.
g) Lak
ban, semacam isolasi yang digunakan untuk merapikan karton bungkusan dalam
ball.
B.
Proses Produksi
Proses produksi rokok
pada PT Djarum dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
a) Tahap
pengrajangan tembakau. Tembakau yang masih dalam bentuk rajangan kasar dirajang
hingga halus.
b) Tahap
pengrajangan cengkeh. Cengkeh yang masih berbentuk bunga direndam selama
duasampai tiga hari, kemudian dijemur supaya kering dan dirajang menjadi
kecil-kecil.
c) Tahap
pencampuran. Rajangan tembakau dan cengkeh dicampur menjadi satu sesuai dengan
komposisi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
d) Tahap
pelintingan. Hasil dari campuran bahan baku dibawa ke proses pelintingan.
e) Tahap
penyortiran. Dari hasil pelintingan rokok akan ada pemeriksaan untuk melihat
apakah hasilnya sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Jika kurang memenuhi
syarat maka diadakan penyortiran untuk dilinting kembali, sedang yang memenuhi
syarat dikirim ke proses selanjutnya.
f) Tahap
perapian. Hasil dari lintingan rokok yang baik kemudian digunting atau
dirapikan ujung-ujungnya sehingga terlihat seragam dan sama panjangnya serta
tidak ada tembakau yang terurai.
g) Tahap
pengepakan. Setelah dianggap sesuai untuk dipasarkan, maka batangan rokok akan
dipak dengan isi per paknya 12 batang.
h) Tahap
penyegelan. Setelah rokok dipak maka rokok tersebut akan disegel sehingga aman
dan tidak bisa dibuka sembarang orang.
i) Tahap
pengebalan. Rokok yang selesai dipak dan disegel, pada tahap akhir akan
dilakukan pengebalan sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan dan dipindahkan
ke gudang barang jadi.
C.
Hasil Produksi
Hasil produk-produk
rokok Djarum ada beberapa jenis sebagai berikut.
ü Djarum
Coklat
ü Djarum
Istimewa
ü Djarum 76
ü Djarum Super
ü L.A Lights
ü L.A Menthol
Lights
ü Djarum Black
ü Djarum Black
Slimz
ü Djarum Black
Cappucino
ü Djarum Black
Tea
ü The
President (dicabut dari peredaran)
ü Inspiro
(dicabut dari peredaran)
ü Djarum
Classic (dicabut dari peredaran)
ü Djarum
Vanilla
ü Djarum
Splash
ü Djarum
Original
ü Djarum
Cherry
ü Djarum
Menthol
ü Djarum
Special
ü Djarum
Filter (dicabut dari peredaran)
ü Djarum Super
Mezzo
ü Filtra
(dicabut dari peredaran)
ü Djarum
Merdeka (dicabut dari peredaran)
3.2 Penerapan Sistem Pengendalian Internal yang
Baik pada PT Djarum Untuk Memperlancar
Proses Produksi
Penerapan sistem
pengendalian internal persediaan bahan baku sangat berpengaruh untuk
memperlancar proses produksi. Contohnya dalam mengamankan persediaan, khususnya
dalam pembelian, penyimpanan, dan pengeluaran untuk proses produksi. Dengan
sistem pengendalian internal persediaan bahan baku yang baik diharapkan dapat
memperbaiki atau meningkatkan produktivitas perusahaan (PT Djarum).
Sistem
pengendalian internal yang baik atas persediaan bahan baku yaitu:
1. adanya
prosedur yang efiisien yang tercermin dalam arus dokumen sejak barang diminta
dan diterima sampai dengan pencatatan persediaan dan hutang dagang;
2. persediaan
secara fisik harus dilindungi dengan baik;
3. penggunaan
sistem perpetual (perpetual system) dalam mencatat persediaan dimana dapat
ditunjukkan bertambah dan berkurangnya persediaan dan saldo persediaan setiap
saat;
4. secara
periodik perusahaan harus menghitung persediaan yang ada dan mencocokkannya
dengan persediaan menurut buku tambahan atau kartu-kartu (subsidiary ledger).
Hal ini dilakukan untuk menjamin ketepatan jumlah persediaan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan;
5. persediaan
sebaiknya diasuransikan terhadap risiko rusaknya barang akibat kebakaran,
kebanjiran, dan bencana lainnya. Firdaus (2005 : 138);
6. melakukan
pengawasan terhadap nota pembelian kemudian dicocokkan dengan kartu persediaan di
gudang;
7. perusahaan
harus membuat bukti pengeluaran barang tiga rangkap (bagian gudang, bagian
produksi, bagian pengendalian persediaan);
8. perlu
adanya pencatatan pengeluaran barang pada saat proses produksi untuk
menghindari kecurangan supaya proses produksi berjalan dengan lancar;
9. perlu
adanya pencatatan kuantitas barang yang dikirim dalam kartu gudang supaya
pengecekan stok di gudang dapat dilakukan dengan mudah dan terkendali.
3.2 Kekurangan PT Djarum Jika Belum Dilengkapi
dengan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan
baku sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian, terutama tembakau.
Pengendalian intern bertujuan melindungi harta perusahaan dan supaya informasi
mengenai persediaan bahan baku lebih dapat dipercaya. Pengendalian internal
persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan lainnya.
Pengendalian internal persediaan bahan baku sangat diperlukan agar tidak terjadi
penyelewengan dalam menjalankan tugas. Jadi jika suatu perusahaan masih belum
dilengkapi dengan sistem pengendalian internal bahan baku, maka kemungkinan
akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
1. Terjadinya
penyelewengan terhadap persediaan bahan baku.
2. Catatan
persediaan akan berbeda dengan persediaan yang sebenarnya ada di gudang.
3. Kemacetan
proses produksi dalam perusahaan akibat kekurangan bahan baku.
4. Kurangnya
pengawasan pada saat barang dikeluarkan dai gudang.
5. Tidak
adanya pencatatan kuantitas barang yang dikirim bagian pengiriman barang dalam
kartu gudang.
6. Dan
lain-lain.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT Djarum
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok. Bahan baku yang
digunakan yaitu tembakau, cengkeh dan bahan pembantu lainnya, seperti kertas
pres dan lak ban. Tujuan dari PT djarum adalah menjaga, dan meningkatkan
kualitas produk, serta mempertahankan dan meningkatkan proses produksi rokok.
Dari tujuan tersebut, maka tingkat penggunaan dan kebutuhan bahan baku relatif
meningkat, sehingga dibutuhkan pengendalian internal terhadap persediaan bahan
baku supaya tidak terjadi penumpukan atau kekurangan bahan baku yang berakibat
pada proses produksi.
Dalam perusahaan
besar sangat diperlukan sistem pengendalian internal persediaan bahan baku
untuk memperlancar proses produksi, misalnya dengan melakukan penghitungan
fisik (stock opname) dan mencatat persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan
keuangan. Jika suatu perusahaan tidak dilengkapi dengan sistem pengendalian
internal terhadap persediaan bahan baku, maka akan berdampak pada proses
produksi dan perusahaan itu sendiri. Salah satu kerugian yang harus ditanggung
yaitu adanya penyelewengan atau pencurian terhadap persediaan bahan baku di
dalam gudang.
4.2 Saran
Perlu
adanya sistem pengendalian internal yang baik untuk mengamankan persediaan
bahan baku di dalam gudang. Perlu adanya pencatatan pengeluaran barang pada
saat proses produksi untuk menghindari kecurangan supaya proses produksi
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Arens,
Alvin A., dan James K. Loebbecke. 2000. Auditing
An Integrated Approach, Eighth, Prentice-Hall International, Inc, New York
Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting, Edisi Pertama,
Yogyakarta: BPFE.
Hall,
James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakata.
Hansen,
Don R dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi
Manajemen, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi.
2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,
Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 1995. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: STIE YKPN.
Prasetyo,
Hari dan Nugroho, Munajat Tri dan Pujiati, Asti. 2006. “Pengembangan Model
Persediaan Dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa dan Faktor Unit Diskon”, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Volume 4
No.3, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Stice
dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Wardhono,
Adhitya, dkk. 2012. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Universitas Jember. Edisi Ketiga, Jember University Press,
Jember.
http://www.scribd.com/mobile/doc/49983800?width=30#fullscreen
1 komentar:
assalamu'alaikum,,, maaf Mbak,,, saya minta ijin utk mencopy karangan mbak, utk melihat cara membuat karil / tugas
.
Posting Komentar