Senin, 09 Februari 2015

Contoh Tugas Akhir sesuai tata cara Penulisan Karya Ilmiah




EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT DJARUM






KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan guna melengkapi dan memenuhi tugas Matakuliah Bahasa Indonesia





Oleh
Nurul Fitriyah
NIM 130810301061







JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
                        nama    : Nurul Fitriyah
                        NIM    : 130810301061
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapu , dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
            Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat saksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.


                                                                                                Jember, 20 Mei 2014
                                                                                                Yang menyatakan,


                                                                                                (Nurul Fitriyah)
                                                                                                NIM 130810301061


PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum” telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal    :
tempat             : Fakultas Ekonomi Universitas Jember

















Mengesahkan
Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia,




Dra. A. Erna Rochiyati, M.Hum.
NIP 19601107198802001


PRAKATA

            Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada Jurusan Akuntansi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Dra. A. Erna Rochiyati, M.Hum., selaku Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
2.      Ibunda Sitti Sulaihah dan Ayahanda Hasan Basri yang telah memberikan dorongan dan doanya demi terselesainya karya tulis ilmiah ini;
3.      semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.

Jember, Mei 2005                                                                                            Penulis



DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………..                           i
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………..                           ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...                         iii
PRAKATA …………………………………………………………………..                        iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..                         v
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………….                        1
1.1     Latar Belakang Masalah ……………………………………                       1
1.2     Rumusan Masalah …………………………………………..                       2
1.3     Tujuan ……………………………………………………….                       2
1.4     Manfaat ………………………………………………………                      3
BAB 2. LANDASAN TEORI ………………………………………………                       4
2.1     Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan …………………….                     4
2.1.1    Pengertian Persediaan ………………………………...                      4
2.1.2     Jenis-Jenis Persediaan ………………………………..                      5
2.1.3    Sistem pencatatan Persediaan ………………………...                      6
2.2     Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian internal ……..                     7
2.2.1    Pengertian Pengendalian Internal …………………….                      8
2.2.2    Unsur-Unsur Pengendalian Internal ………………….                      9
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………....                     11
3.1     Proses Pembuatan Rokok Djarum ………………………....                   11
3.2     Penerapan Sistem Pengendalian Internal yang Baik pada
PT Djarum Untuk Memperlancar Proses Produksi ………                   13
3.3     Kekurangan PT Djarum Jika Belum Dilengkapi dengan
Sistem Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku …..                   14
BAB 4. PENUTUP ………………………………………………………….         .           16
4.1     Kesimpulan …………………………………………………..                   16
4.2     Saran ………………………………………………………....                   16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….                   17
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….                   18

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Dalam memasuki perekonomian yang semakin berkembang saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian internal persediaan yang baik untuk mendukung dan memperlancar kegiatan produksinya. Unuk mewujudkannya dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses kegiatan perusahaan.
Tujuan utama dari setiap perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan tujuan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga dapat membantu kelangsungan hidup perusahaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selama ini persaingan yang terjadi di dunia usaha semakin ketat, sehingga menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan semakin banyak dan jauh lebih kompleks. Hal ini mendorong perusahaan untuk membuat suatu sistem pengendalian dimana sistem pengendalian ini merupakan alat untuk mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang pemimpin harus mempunyai cara untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah didelegasikan sudah dilaksanakan dengan baik.
Dalam suatu perusahaan, persediaan bahan baku merupakan faktor pemegang peran penting. Persediaan bahan baku selalu dibutuhkan, baik didalam perusahaan kecil, menengah, maupun dalam perusahaan besar. Bahan baku merupakan faktor utama yang dapat menunjang kelangsungan proses produksi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup diharapkan kemacetan dalam proses produksi diperusahaan tersebut dapat teratasi.
Berdasarkan fenomena yang terjadi perusahaan akan berusaha untuk memenuhi persediaan bahan baku guna kelangsungan produksinya. Ketiadaan persediaan bahan baku akan menghambat proses produksi dan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.
PT Djarum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok, bahan baku yang digunakan berupa tembakau dan cengkeh. Dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, tingkat penggunaan dan kebutuhan bahan baku relatif bertambah. Untuk itulah peran sistem pengendalian internal persediaan bahan baku sangat dipelukan perusahaan, yaitu untuk mencegah terjadinya penumpukan atau kekurangan bahan baku agar proses produksi berjalan lancar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul : “Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Persediaan Bahan Baku pada PT Djarum”

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan pada karya tulis ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.        Bagaimana proses pembuatan rokok yang dilakukan oleh PT Djarum?
2.        Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal yang baik  pada PT Djarum untuk memperlancar proses produksinya?
3.        Apa saja kekurangan PT Djarum jika belum dilengkapi dengan sistem pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku?

1.3         Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1)        menjelaskan proses pembuatan rokok yang dilakukan oleh PT Djarum;
2)        menjelaskan penerapan sistem pengendalian internal yang baik  pada PT Djarum untuk memperlancar proses produksi;
3)        menjelaskan kekurangan yang ada jika PT Djarum belum dilengkapi dengan sistem pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku.

1.4         Manfaat
Selain tujuan, karya tulis ilmiah ini juga memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut.
1)        Bagi penulis, karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk meperdalam pengetahuan penulis tentang sistem pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku yang ada pada perusahaan rokok, terutama PT Djarum.
2)        Bagi perusahaan, memberikan sumbangan masukan bagi manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas sistem pengendalian internal persediaan bahan baku.
3)        Bagi pihak lainnya, sebagai acuan penulis lainnya yang akan melakukan penelitian atau pun yang akan melanjutkan penulisan karya ilmiah ini sesuai judul diatas.

BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1     Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.

2.1.1  Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimiliki. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Menurut Prasetyo (2006 : 65), “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi menunggu masa penggunaannya pada proses produksi”.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”.
Jadi kesimpulannya adalah persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain.
Persediaan memiliki fungsi penting bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut.
a)    Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi;
b)   untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak akan memperoleh diskon;
c)    untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidakpastian pengiriman;
d)   untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan, dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.
Menurut Hansen dan Mowen (2001 : 584), “Adapun biaya yang timbul karena persediaan adalah:
1)      biaya penyimpanan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan;
2)      biaya pemesanan, diperlukan apabila suatu bahan baku dipesan;
3)      biaya penyiapan, diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri;
4)      biaya kehabisan atau kekurangan bahan, timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses produksi.”

2.1.2  Jenis-Jenis Persediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Perusahaan dapat berbentuk perusahaan industri, perusahaan dagang atau pun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimilik adalah persediaan bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi, serta bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi.
Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara garis besar, yaitu :
1)             Persediaan bahan baku, merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi.
2)             Barang dalam proses, terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.
3)             Barang jadi, merupakan produk/barang yangtelah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.
Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas berdasarkan jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefinisikan, namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum dikeluarkan dalam menangani pemberian jasa.

2.1.3 Sistem pencatatan Persediaan
Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik disebut juga metode fisik karena pada akhir periode dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan dibuat jurnal penyesuaian.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 667), “Ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu: identifikasi khusus, biaya rata-rata (Average), masuk pertama keluar pertama (FIFO), masuk terakhir keluar pertama (LIFO).
a.              Identifikasi khusus
Pada metode ini, baiya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.
b.             Metode biaya rata-rata (Average)
Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama atau masuk terakhir.
c.              Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu masuk. FIFO dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.
d.             Metode masuk terakhir, keluar pertama (LIFO)
Metode ini didasrkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan pendapatan.

2.2       Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian internal
Pengendalian internal harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas- tugas yang harus dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian internal yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.

2.2.1    Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian internal menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing An Intergrated Appoach (2000 : 315) adalah sebagai berikut.
“Internal control is a process designed to provide reasonable assurance the achievement of management’s objectivesin the following categories.
a)   reliability of financial reporting,
b)   effectiveness and efficiency of operations,
c)    compliance with applicable laws and regulation”.
Dari definisi diatas, maka pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujaun tertentu yang dilakukan oleh manusia yang diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan direksi perusahaan.
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008:163), “Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 181), “tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut.
a.    Keandalan informasi keuangan;
b.    kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku;
c.    efektifitas dan efisiensi operasi”.

2.2.2  Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Menurut AICPA (American Instituten of Certified Public Accountants) dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa “komponen pengendalian internal terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
1)   Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha (Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 2000 : 261).
2)   Pengendalian risiko
Menurut Hall Singleton (2007 : 29), “perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan”.
3)   Informasi dan komunikasi
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), “sistem akuntansi yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :
a)    sah,
b)   telah diotorisasi,
c)    telah dicatat,
d)   telah dinilai secara wajar,
e)    telah digolongkan secara wajar,
f)    telah dicatat dalam periode seharusnya,
g)   telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar”.
4)   Aktivitas pengendalian
Hall Singleton (2007 : 32), “Aktivitas pengendalian (control activity) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai risiko yang telah diidentifikasi perusahaan”.
Menurut Hall Singleton (2007 : 33-38), “Aktifitas pengendalian dapat dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya:
1.    otorisasi transaksi;
2.    pemisahan tugas;
3.    catatan akuntansi;
4.    pengendalian akses;
5.    verifikasi independen”.
5)   Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat. Tujuannya untuk menetukan apakah pengawasan internal telah beroperasi sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan. Pemantauan dapat dilakukan olehsutau bagian khusus yang disebut dengan bagian pemeriksaan intern (audit internal).

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1      Proses Pembuatan Rokok Djarum
            Proses pembuatan rokok Djarum terdiri dari bahan baku, proses produksi dan hasil akhir (hasil produksi) sebagai berikut.

A.           Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan terdiri dari tembakau dan cengkeh yang berkualitas dari berbagai daerah di Indonesia. Bahan pembantu yang digunakan terdiri dari:
a)    Kertas ambri, digunakan untuk membungkus atau melinting campuran tembakau dan cengkeh.
b)   Kertas etiket, digunakan untuk mebungkus rokok dalam pak
c)    Kertas pita cukai, digunakan sebagai tanda cukai pada bungkus rokok bagian luar.
d)   Kertas ball, digunakan untuk membungkus rokok dalam ball.
e)    Kertas pres, digunakan untuk membungkus rokok dalam pres.
f)    Lem perekat, digunakan untuk melekatkan kertas ambri agar terbentuk menjadi batangan rokok.
g)   Lak ban, semacam isolasi yang digunakan untuk merapikan karton bungkusan dalam ball.

B.            Proses Produksi
Proses produksi rokok pada PT Djarum dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
a)    Tahap pengrajangan tembakau. Tembakau yang masih dalam bentuk rajangan kasar dirajang hingga halus.
b)   Tahap pengrajangan cengkeh. Cengkeh yang masih berbentuk bunga direndam selama duasampai tiga hari, kemudian dijemur supaya kering dan dirajang menjadi kecil-kecil.
c)    Tahap pencampuran. Rajangan tembakau dan cengkeh dicampur menjadi satu sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
d)   Tahap pelintingan. Hasil dari campuran bahan baku dibawa ke proses pelintingan.
e)    Tahap penyortiran. Dari hasil pelintingan rokok akan ada pemeriksaan untuk melihat apakah hasilnya sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Jika kurang memenuhi syarat maka diadakan penyortiran untuk dilinting kembali, sedang yang memenuhi syarat dikirim ke proses selanjutnya.
f)    Tahap perapian. Hasil dari lintingan rokok yang baik kemudian digunting atau dirapikan ujung-ujungnya sehingga terlihat seragam dan sama panjangnya serta tidak ada tembakau yang terurai.
g)   Tahap pengepakan. Setelah dianggap sesuai untuk dipasarkan, maka batangan rokok akan dipak dengan isi per paknya 12 batang.
h)   Tahap penyegelan. Setelah rokok dipak maka rokok tersebut akan disegel sehingga aman dan tidak bisa dibuka sembarang orang.
i)     Tahap pengebalan. Rokok yang selesai dipak dan disegel, pada tahap akhir akan dilakukan pengebalan sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan dan dipindahkan ke gudang barang jadi.

C.            Hasil Produksi
Hasil produk-produk rokok Djarum ada beberapa jenis sebagai berikut.
ü Djarum Coklat
ü Djarum Istimewa
ü Djarum 76
ü Djarum Super
ü L.A Lights
ü L.A Menthol Lights
ü Djarum Black
ü Djarum Black Slimz
ü Djarum Black Cappucino
ü Djarum Black Tea
ü The President (dicabut dari peredaran)
ü Inspiro (dicabut dari peredaran)
ü Djarum Classic (dicabut dari peredaran)
ü Djarum Vanilla
ü Djarum Splash
ü Djarum Original
ü Djarum Cherry
ü Djarum Menthol
ü Djarum Special
ü Djarum Filter (dicabut dari peredaran)
ü Djarum Super Mezzo
ü Filtra (dicabut dari peredaran)
ü Djarum Merdeka (dicabut dari peredaran)

3.2     Penerapan Sistem Pengendalian Internal yang Baik  pada PT Djarum Untuk Memperlancar Proses Produksi
Penerapan sistem pengendalian internal persediaan bahan baku sangat berpengaruh untuk memperlancar proses produksi. Contohnya dalam mengamankan persediaan, khususnya dalam pembelian, penyimpanan, dan pengeluaran untuk proses produksi. Dengan sistem pengendalian internal persediaan bahan baku yang baik diharapkan dapat memperbaiki atau meningkatkan produktivitas perusahaan (PT Djarum).
Sistem pengendalian internal yang baik atas persediaan bahan baku yaitu:
1.    adanya prosedur yang efiisien yang tercermin dalam arus dokumen sejak barang diminta dan diterima sampai dengan pencatatan persediaan dan hutang dagang;
2.    persediaan secara fisik harus dilindungi dengan baik;
3.    penggunaan sistem perpetual (perpetual system) dalam mencatat persediaan dimana dapat ditunjukkan bertambah dan berkurangnya persediaan dan saldo persediaan setiap saat;
4.    secara periodik perusahaan harus menghitung persediaan yang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menurut buku tambahan atau kartu-kartu (subsidiary ledger). Hal ini dilakukan untuk menjamin ketepatan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan;
5.    persediaan sebaiknya diasuransikan terhadap risiko rusaknya barang akibat kebakaran, kebanjiran, dan bencana lainnya. Firdaus (2005 : 138);
6.    melakukan pengawasan terhadap nota pembelian kemudian dicocokkan dengan kartu persediaan di gudang;
7.    perusahaan harus membuat bukti pengeluaran barang tiga rangkap (bagian gudang, bagian produksi, bagian pengendalian persediaan);
8.    perlu adanya pencatatan pengeluaran barang pada saat proses produksi untuk menghindari kecurangan supaya proses produksi berjalan dengan lancar;
9.    perlu adanya pencatatan kuantitas barang yang dikirim dalam kartu gudang supaya pengecekan stok di gudang dapat dilakukan dengan mudah dan terkendali.

3.2     Kekurangan PT Djarum Jika Belum Dilengkapi dengan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian, terutama tembakau. Pengendalian intern bertujuan melindungi harta perusahaan dan supaya informasi mengenai persediaan bahan baku lebih dapat dipercaya. Pengendalian internal persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan lainnya. Pengendalian internal persediaan bahan baku sangat diperlukan agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas. Jadi jika suatu perusahaan masih belum dilengkapi dengan sistem pengendalian internal bahan baku, maka kemungkinan akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
1.    Terjadinya penyelewengan terhadap persediaan bahan baku.
2.    Catatan persediaan akan berbeda dengan persediaan yang sebenarnya ada di gudang.
3.    Kemacetan proses produksi dalam perusahaan akibat kekurangan bahan baku.
4.    Kurangnya pengawasan pada saat barang dikeluarkan dai gudang.
5.    Tidak adanya pencatatan kuantitas barang yang dikirim bagian pengiriman barang dalam kartu gudang.
6.    Dan lain-lain.

BAB 4. PENUTUP
4.1       Kesimpulan
PT Djarum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok. Bahan baku yang digunakan yaitu tembakau, cengkeh dan bahan pembantu lainnya, seperti kertas pres dan lak ban. Tujuan dari PT djarum adalah menjaga, dan meningkatkan kualitas produk, serta mempertahankan dan meningkatkan proses produksi rokok. Dari tujuan tersebut, maka tingkat penggunaan dan kebutuhan bahan baku relatif meningkat, sehingga dibutuhkan pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku supaya tidak terjadi penumpukan atau kekurangan bahan baku yang berakibat pada proses produksi.
Dalam perusahaan besar sangat diperlukan sistem pengendalian internal persediaan bahan baku untuk memperlancar proses produksi, misalnya dengan melakukan penghitungan fisik (stock opname) dan mencatat persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Jika suatu perusahaan tidak dilengkapi dengan sistem pengendalian internal terhadap persediaan bahan baku, maka akan berdampak pada proses produksi dan perusahaan itu sendiri. Salah satu kerugian yang harus ditanggung yaitu adanya penyelewengan atau pencurian terhadap persediaan bahan baku di dalam gudang.

4.2     Saran
Perlu adanya sistem pengendalian internal yang baik untuk mengamankan persediaan bahan baku di dalam gudang. Perlu adanya pencatatan pengeluaran barang pada saat proses produksi untuk menghindari kecurangan supaya proses produksi berjalan dengan lancar.        


DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., dan James K. Loebbecke. 2000. Auditing An Integrated Approach, Eighth, Prentice-Hall International, Inc, New York

Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.


Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakata.


Hansen, Don R dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta.


Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.


Mulyadi. 1995. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: STIE YKPN.


Prasetyo, Hari dan Nugroho, Munajat Tri dan Pujiati, Asti. 2006. “Pengembangan Model Persediaan Dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa dan Faktor Unit Diskon”, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Volume 4 No.3, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.


Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Wardhono, Adhitya, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jember. Edisi Ketiga, Jember University Press, Jember.


http://www.scribd.com/mobile/doc/49983800?width=30#fullscreen


1 komentar:

Unknown mengatakan...

assalamu'alaikum,,, maaf Mbak,,, saya minta ijin utk mencopy karangan mbak, utk melihat cara membuat karil / tugas
.